Sekelompok peneliti di Brigham Young University (BYU) Amerika Serikat  sedang mencoba menyingkap lebih jauh misteri seputar virus HIV penyebab  penyakit AIDS.  Mereka saat ini tengah melakukan tiga rangkaian  penelitian terhadap kasus khusus yang terjadi pada sepasang bayi kembar.
  Dua bayi laki-laki kembar identik ini dinyatakan positif HIV setelah  menerima transfusi darah beberapa tahun lalu. Vaksin yang diberikan  kepada mereka juga gagal.
 Tetapi, sekarang ini salah satu dari  mereka ternyata dapat hidup dengan relatif normal, memiliki sistem  kekebalan tubuh serta kesehatan yang baik. Sementara satu bayi lain  mengalami tumbuh-kembang lebih lambat dan mengalami beberapa kali  komplikasi.
 Keith Crandall dari Departemen Biologi BYU  menjelaskan, perbedaan mencolok dari kondisi bayi kembar tersebut  menjadi dasar dari penelitian awal. Para ahli ingin memastikan bagaimana  virus HIV dapat berubah di tubuh kedua bayi tersebut. 
 Ada dua  teori yang berkompetisi  dalam riset ini. Salah satu kemungkinan adalah  pengaruh seleksi alam, sedangkan teori lainnya adalah adanya peran  genetik secara acak yang membuat hasil penelitian tidak dapat  diprediksi.
 Penelitian kedua difokuskan kepada soal vaksinasi HIV  yang seringkali tidak berfungsi. Crandall mengatakan mereka  mengharapkan sampel-sampel dari kasus akan membantu dalam menemukan  bagaimana virus berubah, berkembang menjadi lebih kuat. 
 "Saya  pikir pemerhati HIV masih terbagi pada kondisi bagaimana pengobatan  pasien terinfeksi HIV. Perlu disadari kita membutuhkan rancangan vaksin  yang lebih baik atau lebih unggul pula," ujar Crandall.
  Penelitian ketiga dipimpin Greg Burton, Kepala Departemen Kimia dan  Biokimia BYU dan Xueyuan Zho, pelajar di Departemen Ilmu Kesehatan  University of Colorado. 
 Hasil awal penelitian mengemuka, bahwa  ada protein yang alamiah terbentuk untuk memberi proteksi pencegahan  virus HIV memperbanyak diri. Meskipun begitu, mereka masih harus  menjelaskan bagaimana protein itu bekerja. 
Sumber: http://health.kompas.com/
8:21 PM
sepakbola



0 comments:
Post a Comment