Wednesday, May 25, 2011

Langsing dengan Nata de Coco

Meski berasal dari limbah kelapa, nata de coco menjadi makanan yang cukup ideal bagi mereka yang sedang berupaya menurunkan berat badan. Sebab, bahan makanan yang berasal dari air kelapa tersebut, selain rasanya enak dan cocok bagi banyak lidah, juga kaya serat.

Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tahu, atau sari buah (nanas, melon, markisa, pisang, jeruk, jambu biji, stroberi, dan lain-lain).

Pemberian nama untuk nata tergantung dari bahan baku yang digunakan. Nata de pinna untuk yang berasal dari nanas, nata de tomato untuk tomat, serta nata de soya yang dibuat dari limbah tahu.

Dalam perkembangan industri nata belakangan ini, bahan pangan ini umumnya dibuat dari air kelapa. Nata dengan rasa buah dibuat dari air kelapa, tetapi ditambahkan citarasa buah. Kita pun mudah mendapatkan produk nata dengan rasa vanila, stroberi, pisang, jeruk, jambu biji, nanas, dan lain-lain. 

Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum. Gula pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-benang selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter.

Dengan demikian, nata de coco dapat juga dianggap sebagai selulosa bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis, bertekstur kenyal, dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan ringan. 

Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk.  

Bila mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula, organisme ini dapat mengubah 19 persen gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan ke dalam media itu berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata.

Cocok untuk Diet

Daya tarik nata de coco terletak pada warnanya yang bening, teksturnya yang kenyal, dan rasanya yang sangat khas. Oleh karena itu, campuran nata di dalam berbagai minuman dingin sangat digemari oleh masyarakat luas. Terutama di daerah-daerah tropis, seperti di Tanah Air.

Penggunaan yang paling populer adalah sebagai dessert. Nata de coco juga dapat dinikmati sebagai campuran es buah, kolak, puding, es krim, koktail buah, manisan, atau dimakan begitu saja.

Dilihat dari sudut gizinya, nata tidak berarti apa-apa karena produk ini sangat miskin zat gizi. Kandungan gizi nata yang dihidangkan dengan sirup adalah sebagai berikut: 67,7 persen air, 0,2 persen lemak, 12 mg kalsium, 5 mg zat besi, 2 mg fosfor, sedikit vitamin B1, sedikit protein, serta hanya 0,01 mikrogram riboflavin per 100 gramnya. 

Beberapa tindakan fortifikasi dengan vitamin (niasin, riboflavin, vitamin B1, dan vitamin C) dan mineral (kalsium dan fosfor), telah dilakukan untuk meningkatkan nilai gizinya. Bahan-bahan tambahan ini stabil pada suhu kamar selama 11 bulan atau lebih. Untuk meningkatkan daya terima konsumen, nata de coco sering ditambah dengan ekstrak flavor atau esens, seperti: almond, pisang, jeruk, stroberi, vanila, dan lain-lain.  

Karena kandungan gizi (khususnya energi) yang sangat rendah, produk ini aman untuk dimakan oleh siapa saja. Produk ini tidak akan menyebabkan gemuk, sehingga sangat dianjurkan bagi mereka yang sedang diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan. Keunggulan lain dari nata de coco adalah kandungan serat (dietary fiber)-nya yang cukup tinggi, terutama selulosa.

Tanpa adanya serat dalam makanan, kita akan mudah mengalami gejala sembelit atau konstipasi (susah buang air besar), wasir, penyakit divertikulosis, kanker usus besar, radang apendiks, kencing manis, jantung koroner, dan kegemukan (obesitas). Dengan adanya serat dari nata de coco atau bahan pangan lainnya, proses buang air besar menjadi teratur dan berbagai penyakit tersebut dapat dihindari.

Walaupun nata de coco rendah kandungan gizinya, cara mengonsumsi yang salah dapat menyebabkan kita menjadi gemuk. Proses menjadi gemuk tersebut tidak disebabkan oleh nata de coco itu sendiri. Penyebabnya adalah sirup yang terlalu manis atau bahan pencampur lainnya. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi nata de coco dengan campuran sirup yang terlalu manis atau bahan-bahan lain yang kaya kalori.

Nata de coco biasanya dijual dalam kemasan botol, kaleng, atau kantong plastik dengan menggunakan larutan gula sebagai media perendam. Tujuan penggunaan larutan gula ini adalah untuk mengawetkan nata de coco selama penyimpanan.

Bila kita ingin memakan nata de coco, sirup perendam tersebut sebaiknya kita buang agar nata tidak menjadi terlalu manis. Untuk lebih mengurangi kadar gula, sebaiknya nata de coco direndam terlebih dahulu di dalam air beberapa saat sebelum dikonsumsi.

Hobi Begadang Merusak Pola Makan

Salah satu efek buruk begadang adalah badan lebih cepat melar. Menurut hasil sebuah penelitian,  hal ini disebabkan karena orang yang suka terjaga sampai malam biasanya makan lebih banyak dan suka makan sembarangan. 

Dalam 10 tahun terakhir, berbagai studi mengenai tidur menggarisbawahi pentingnya tidur di waktu malam dan durasi tidur delapan jam untuk orang dewasa. Menjaga pola tidur yang sehat akan membuat sistem sirkardian tubuh tetap terjaga dan membuat sistem metabolisme dan psikologis berjalan lancar. 

Dalam studi teranyar, para peneliti menegaskan kembali kaitan antara berat badan dengan tidur. Para peneliti dari Northwestern University AS meneliti pola tidur dan pola makan 52 orang dewasa. 

Lebih dari separuh partisipan studi memiliki jam tidur yang normal, atau memiliki pertengahan waktu tidur sekitar jam 5.30 pagi. Sisanya, tergolong dalam orang yang suka tidur larut dan kurang tidur.

Kelompok orang yang tidur larut (late sleepers) mengonsumsi kalori lebih banyak saat makan malam dan setelahnya. Mereka juga lebih banyak mengasup makanan cepat saji, suka minum softdrink dan jarang mengonsumsi buah dan sayuran. Secara umum, kelompok ini mengonsumsi 248 kalori lebih banyak dari orang yang waktu tidurnya normal.

Kebiasaan lain yang ditemui pada kelompok late sleepers  adalah jarang sarapan dan makan dalam jumlah banyak saat makan siang dan malam. Namun, tidak dijelaskan apakah alasan pemilihan menu yang tidak sehat itu karena memang pilihan para partisipan sendiri atau ketiadaan pilihan menu lain.

Dr. Phyllis Zee, peneliti senior dalam studi ini menyatakan, bila waktu tidur dan pola makan tidak sesuai dengan jam biologis tubuh, maka bisa menyebabkan perubahan pada metabolisme dan selera makan.

Sarapan, Waktu Makan yang Paling Penting

Sarapan bergizi di pagi hari akan mengisi kembali otak dan juga energi tubuh sehingga aktivitas seharian menjadi lebih lancar. Itu sebabnya sarapan bukan cuma penting untuk orang dewasa tapi terutama pada anak.
Penelitian menunjukkan anak-anak yang sering melewatkan waktu sarapan biasanya lebih sering absen di sekolah dibanding anak yang rutin sarapan. 

'Setelah 8 jam tidur, di pagi hari cadangan glukosa akan turun sehingga menyebabkan kita sulit berkonsentrasi, mengantuk dan kurang waspada. Jika ini dialami anak di sekolah tentu kemampuannya menangkap pelajaran terhambat," kata dr.Inge Permadhi, Sp.GK, dosen di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Waktu yang diinvestasikan untuk menyiapkan menu sarapan yang bergizi pun sebenarnya sangat kecil dibanding dengan manfaat yang kita dapatkan. 

"Menu sarapan yang dipilih sebaiknya adalah menu yang tidak terlalu berat atau berlebihan kalorinya, namun tetap penting diperhatikan komposisi gizinya. Pilih yang ada karbohidratnya, lemak, protein dan vitaminnya," papar Inge.
Ia mencontohkan menu sarapan bergizi seperti roti tawar yang dioles margarin dan ditambahkan putih telur serta sedikit sayuran. "Jika tak ingin karbohidrat terlalu banyak bisa diganti dengan roti gandum," katanya.

Contoh lain adalah semangkuk oatmeal dengan potongan buah pisang dan susu rendah lemak. "Hindari menu sarapan yang terlalu banyak digoreng karena bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat," paparnya.

Inge menyarankan agar anak-anak sedini mungkin dibiasakan untuk sarapan, bahkan sejak mereka mulai mengenal makanan padat. "Menu sarapan untuk bayi usia 6 bulan ke atas tentu disesuaikan dengan usianya, tetapi komposisi gizinya tetap harus sama dan bervariasi," katanya.

Hajar Kolesterol Jahat dengan Tomat

Bagi Anda yang sedang berjuang menurunkan kadar kolesterol atau tekanan darah tinggi, kini ada suatu solusi praktis dan enak.  Mulai saat ini, rajinlah mengonsumsi makanan yang mengandung buah tomat seperti pasta atau jus tomat.

Menurut laporan riset yang dimuat jurnal Maturitas, makanan dari tomat yang sudah dimasak seperti pasta ternyata memiliki khasiat yang nyaris sama seperti obat kimia penurun kolesterol.

Seperti dilansir Daily Mail, para ahli merekomendasikan bahwa tomat dapat menjadi   "alternatif yang efektif" pengganti statin, jenis obat yang umumnya diresepkan untuk kondisi yang menyebabkan gangguan jantung.
Menurut peneliti, dengan hanya mengonsumsi dua ounces atau sekitar 60 gram pasta tomat atau seperdelapan sari buah tomat setiap hari sudah cukup bagi pasien untuk memeroleh manfaat tersebut.

Rahasianya terletak pada senyawa likopen yang memberi warna merah terang pada tomat matang. Antioksidan kuat ini penting bagi kesehatan  dalam menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

Peneliti menekankan, tomat yang sudah dimasak adalah sumber terbaik. Hal itu telah dibuktikan dalam penelitan di mana tubuh dapat menyerap lebih banyak likopen dari tomat masak daripada tomat yang belum di masak.

Ini merupakan kajian para ahli di Australia yang menganalisis 14 penelitian internasional tentang manfaat likopen dalam 55 tahun terakhir. Mereka menyimpulkan, senyawa tersebut dapat memberi perlindungan alami terhadap dampak peningkatan kadar "kolesterol jahat" atau  rendahnya densitas lipoprotein di dalam darah.

Efeknya tomat yang dimasak dapat disejajarkan dengan dosis kecil statin yang digunakan untuk mengobati pasien dengan kolesterol atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini bisa menjadi faktor penyakit kardiovaskuler.

Salah satu penulis penelitian, Dr Karin Ried, dari University of Adelaide, mengatakan tomat terutama memiliki likopen tingkat tinggi. Ia menambahkan, setengah liter sari buah tomat atau 50 gram pasta tomat setiap hari  menyediakan perlindungan melawan penyakit jantung.  Tetapi jika hanya makan sebuah tomat sehari tidak akan cukup.

"Saya benar-benar merekomendasikan untuk mempertimbangkan pasta tomat. Makanan ini kaya likopen dan tak sulit untuk mendapat 50 gram setiap hari atau dalam pizza atau sebagai minuman. Penelitian kami menunjukkan, bila lebih dari 25 gram likopen dikonsumsi setiap hari, itu bisa mengurangi kolesterol "buruk" hingga lebih dari 10 persen," ujar Ried.

"Itu dapat disamakan dengan pengaruh dosis rendah pengobatan yang umumnya diresepkan tetapi tanpa efek samping, seperti sakit otot dan lemas dan kerusakan saraf," tambahnya.

Likopen juga dapat ditemukan dalam buah semangka, jambu, pepaya, pink grapefruit, aprikot dan rosehip, tetapi dalam konsentrasi lebih rendah.

Makanan Manis Bikin Anda Cepat Tua

Makanan yang serba manis tentu sangat enak di lidah. Tetapi tahukah anda bahwa terlalu sering menyantap makanan yang manis bisa membuat anda menjadi lebih cepat tua?

Secara medis, menjadi tua umumnya terjadi karena adanya proses penuaan sel yang dipengaruhi oleh inflamasi. Oleh sebab itu, jika ingin tampak awet muda, anda harus menghindarkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan inflamasi.

Menurut dr. Nina Kemala Sari, Spesialis Penyakit Dalam dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM, penyebab inflamasi biasanya datang dari makanan, seperti misalnya makanan yang manis-manis, kaya karbohidrat sederhana, juga kaya akan lemak

Nina mengungkapkan, orang yang awet muda umumnya usia biologisnya terjaga dengan baik. Hal ini disebabkan proses inflamasi sel-sel tertunda, karena pemilihan makanan yang tepat.

"Jadi dia itu biasanya makan-makanan yang rendah gula, dan rendah lemak jenuh. Makanya kita bisa menunda usia biologis," terangnya di sela-sela Media Edukasi Sehat dan Mandiri di Masa Tua dengan Menjaga Nutrisi Seimbang, Selasa, (24/5/2011) di Jakarta.

Nina memaparkan, seseorang yang memiliki tanda-tanda usia biologis yang baik dapat dilihat dari tekanan darah yang terkontrol baik, memiliki kebugaran pada saat beraktivitas, kekuatan genggam bagus, daya pikir tajam, kulit bercahaya, dan mata bersinar.

"Jadi kalau orang awet muda itu artinya, usia biologisnya lebih muda dari usia kronologis. Misal usianya 70 tahun, seperti orang umur 50," tambahnya.

Gula sendiri, menurut Nina, baik untuk tubuh bila berguna sebagai sumber karbohidrat kompleks, terutama yang berasal dari buah-buahan. Namun ada gula yang tidak baik, yakni yang kaya akan karbohidrat sederhana (gula putih, gula merah).

"Jadi sumber dari karbohidrat kompleks bagus diambil. Tapi kalau karbohidrat sederhana (gula putih, merah) itu akan bikin cepat tua," imbuhnya.

Nina juga memberikan gambaran betapa pemilihan jenis makanan dapat memengaruhi panjang usia seseorang.  Ia memberikan contoh orang Okinawa yang diketahui memiliki umur terpanjang dan tersehat di dunia. Bila dilihat dari piramida makanannya,  pada bagian puncak dari piramida makanan mereka (yang paling sedikit dimakan) adalah makanan yang manis-manis.

"Itu rahasia dan awet muda mereka. Kita harus membiasakan makan tidak pakai gula. Semua bisa karena terbiasa. Kalau nggak perlu sirup jangan minum sirup. Kalau mau yang manis, pilih buah," pungkasnya.

Sumber: http://health.kompas.com/

Thursday, May 5, 2011

9 Cara Redam Keinginan Ngemil

Ngemil berlebihan bisa dipicu oleh berbagai hal. Dimulai dari kadar gula darah rendah, stres, hingga masalah emosional lain.

Berikut ini langkah-langkah untuk menghentikan keinginan ngemil.

1.    Jangan lewatkan waktu makan
Makanlah tiga kali sehari dan dua kali makan kudapan secara teratur. Usahakan jarak antara waktu makan dan snack tidak lebih dari lima jam. Ini berguna untuk menjaga kestabilan kadar gula darah dan menghindari Anda dari rasa lapar yang hebat. Kadar gula darah yang rendah dan rasa lapar merupakan kombinasi berbahaya yang menyebabkan Anda makan berlebihan.

2.    Pola makan gizi seimbang
Usahakan kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada setiap hidangan makan besar dan snack. Contohnya, bila biasa makan apel sebagai snack, tambahkan selembar roti gandum dan keju rendah lemak.

3.    Bikin buku harian
Buku catatan mengenai pola makan sehari-hari ini akan mendeteksi pola makan Anda. Contohnya, mungkin Anda selalu ingin ngemil setiap sore setelah pukul 15.00. Ini bisa berarti Anda membutuhkan snack yang cukup untuk sore hari. Bisa juga berarti bahwa makan siang Anda belum cukup gizinya untuk memasok kebutuhan. Mungkin ini juga berarti Anda sedang sangat stres sehingga butuh istirahat sejenak.

4.    Hindari diet rendah kalori
Diet yang kurang dari 1.200 kalori per hari akan menyebabkan keinginan ngemil karena pada dasarnya diet rendah kalori menyebabkan kelaparan. Penelitian membuktikan bahwa orang yang diet rendah kalori sering mengalami keinginan ngemil dan sehari-hari hidupnya dipenuhi dengan makanan. Jika tidak yakin dengan kebutuhan kalori yang tepat untuk Anda, konsultasilah pada dokter ahli gizi.

5.    Jangan lupakan karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks seperti biji-bijian mengandung serat yang membantu menjaga kadar gula darah stabil. Kadar gula darah rendah telah disebutkan menyebabkan timbul keinginan ngemil.

6.    Bersihkan lingkungan
Hindari pemicu keinginan ngemil di rumah atau kantor jika memungkinkan. Sudah pasti sulit menolak cokelat atau keripik kentang jika kedua makanan enak ini ada di sekitar kita. Semakin sedikit godaan di sekitar, semakin baik.

7.    Jangan terlalu kaku
Tetaplah menikmati dessert dan snack kesukaan. Jika benar-benar berhenti makan makanan enak itu, Anda malah terobsesi terus. Dan ketika "pertahanan" jebol, Anda akan makan terlalu banyak.

8.    Icip-icip sedikit saja
Biarkan diri mencicipi sedikit saja makanan enak seperti cokelat yang diingini. Jika ingin makan lebih banyak, cari cokelat rendah kalori.

9.    Cari pengalih perhatian
Ketika keinginan ngemil datang, tunggu selama 15 menit sebelum benar-benar makan. Cobalah melakukan hal lain, seperti berjalan-jalan di luar sejenak atau mengobrol dengan rekan kerja. Kadang mengalihkan perhatian selama lima menit saja cukup untuk mengusir keinginan iseng ngemil.

Sumber: http://health.kompas.com/

Inilah Alasan Anak Harus Stop Main Facebook

Demam jejaring sosial Facebook saat ini memang bukan hanya melanda orang dewasa. Tak jarang kita jumpai, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pun sudah sangat paham menggunakan situs pertemanan di dunia maya tersebut.

Melihat fenomena ini, psikolog anak Dra Rose Mini, MSi mengaku prihatin. Ia  menilai, Facebook sebenarnya bukanlah untuk konsumsi anak-anak. Pasalnya, ada ketentuan-ketentuan tertentu yang tidak memperbolehkan seorang anak mengakses situs yang sangat populer itu.

"Facebook bukan konsumsi anak SD. Dalam ketentuan, Facebook harus 17 tahun ke atas," tegas wanita yang akrab dipanggil Bunda Romi ini saat ditemui dalam seminar "Aku Anak Sehat" di Jakarta, Kamis, (5/5/2011).

Dia juga menyayangkan, banyak orangtua yang justru membuat akun Facebook untuk anak mereka. "Saya heran kenapa orangtua ijinin. Sebenarnya nggak pake Facebook bisa hidup kok," lanjutnya.

Menurut Rose, seorang anak di usianya yang masih sangat belia seharusnya  mendapatkan pengajaran dan pengalaman bagaimana cara berteman dalam bentuk nyata, bukan malah berteman dalam dunia maya.

"Si anak harus belajar bagaimana bisa mengambil hati temannya, berinteraksi dengan teman, itu harus dipelajari dalam bentuk nyata, nggak bisa dalam dunia maya," tambahnya.

Bunda Romi mengungkapkan, salah satu alasan mengapa dirinya melarang anak-anak menggunakan Facebook adalah karena kondisi jiwa anak yang belum stabil, terutama dalam mengontrol statement (pernyataan). 

Dalam Facebook, setiap ungkapan, baik berupa status maupun pesan, dapat disampaikan melalui teks ataupun gambar secara bebas sehingga rentan menimbulkan kesalahpahaman. Komentar ataupun pernyataan sangat berpotensi memicu konflik dan memengaruhi kejiwaan anak.

"Ada beberapa kasus, ini anak mencela temannya, si anak yang dicela sakit hati, lalu mengadu ke orangtuanya. Akhirnya perang di Facebook. Tapi bukan anak lagi yang perang, tapi orangtua sama orangtua," jelas wanita yang juga berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas negeri di Jakarta tersebut.

Lebih lanjut, Bunda Romi mengingatkan, apa yang dikonsumsi untuk khalayak umum atau publik harus ada batasannya. Oleh sebab itu, dia mengimbau anak-anak yang belum menginjak usia 17 tahun tidak menggunakan fasilitas jejaring sosial.

Sumber: http://health.kompas.com/

Lingkar Pinggang Prediksi Kematian

Kegemukan atau obesitas sejak lama telah dikenal sebagai salah satu faktor risiko penyakit jantung. Para dokter kerap memperhitungkan obesitas dalam menilai risiko seseorang mengidap penyakit jantung.
Pasien penyakit jantung dengan ukuran lingkar pinggang lebih besar dari 35 inci pada wanita atau 40 inci pada pria memiliki risiko lebih besar 70 persen untuk meninggal lebih cepat.
Obesitas di antaranya dapat diketahui dengan melakukan pengukuran body mass index (BMI). Ini adalah pengukuran sederhana dengan cara membagi nilai berat badan dengan ukuran tinggi badan yang dipangkatkan. Semakin besar skor BMI seseorang, semakin besar kemungkinannya masuk dalam kategori obesitas.

Sejumlah penelitian mengindikasikan, tingginya skor BMI berkaitan dengan risiko lebih rendah untuk meninggal akibat sakit jantung atau akibat penyakit kronis. Ini merupakan fenomena misterius yang dikenal dengan istilah "paradoks obesitas"

Menurut analisis para ahli yang dimuat di Journal of the American College of Cardiology, paradoks ini tampaknya dapat dijelaskan dengan fakta sederhana bahwa BMI tidaklah cukup akurat untuk mengukur risiko yang berkaitan dengan penyakit jantung. Ukuran lingkar pinggang, kata para ahli, justru dapat memberi petunjuk yang lebih akurat dalam memprediksi risiko kematian pasien jantung akibat serangan di usia muda ataupun akibat lainnya.

Dalam sebuah penelitian para ahli di Mayo Clinic Rochester, Minnesota AS, pasien penyakit jantung dengan ukuran lingkar pinggang lebih besar dari 35 inci pada wanita atau 40 inci pada pria memiliki risiko 70 persen meninggal lebih cepat ketimbang mereka yang berlingkar pinggang lebih kecil. Ukuran lingkar pinggang yang besar dikombinasikan dengan tingginya skor BMI bahkan membuat risiko kematian jauh lebih besar.

"Hal paling penting dibandingkan yang lain kemungkinannya adalah distribusi lemak," kata peneliti Francisco Lopez-Jimenez, MD, peneliti yang juga ahli jantung di Mayo Clinic Rochester.

"Penelitian terbaru ini menunjukkan bukti lain bahwa BMI punya banyak keterbatasan dalam menilai risiko penyakit jantung," kata Jean-Pierre Després, PhD,  Direktur Riset di Quebec Heart and Lung Institute, Laval University, Quebec City.

"Jika Anda mengukur BMI, maka Anda tidak akan menilai bentuk tubuh, Anda tidak melihat distribusi lemak,"  kata Després, yang menulis sebuah editorial dan menyertai laporan riset ini.

"Saya tidak mengatakan bahwa BMI tak berguna. Hanya, kita perlu yang lebih dari itu. BMI adalah total kolesterol dalam lemak. Kita tahu bahwa ada kolesterol yang baik dan kolesterol buruk, ada lemak jahat dan lemak baik."

Selain itu, lanjut Despres, BMI juga tidak dapat membedakan antara lemak dan otot. "Pasien jantung yang menjalani gaya hidup kurang aktif mungkin mencatat BMI yang rendah karena mereka kehilangan massa otot," paparnya. Adapun pasien jantung yang memiliki gaya hidup aktif mungkin akan mengalami penambahan berat dan peningkatan BMI karena mereka menambah otot tak berlemak.

Hasil temuan ini juga memicu perdebatan seputar bentuk tubuh dan risiko mengidap penyakit jantung. Beberapa penelitian lain menunjukkan indikasi bahwa mereka yang memiliki tubuh berbentuk apel dengan timbunan lemak di daerah perut berisiko lebih besar mengidap sakit jantung dibanding mereka yang tubuhnya berbentuk pir. Namun, teori ini dipertanyakan oleh para ahli.

Lopez-Jimenez dan timnya menganalisis data sekitar 16.000 pasien jantung yang berpartisipasi dalam satu dari empat studi dan program rehabilitasi jantung di Mayo Clinic. Lebih dari sepertiga pasien tercatat meninggal selama penelitian, dengan rentang waktu antara enam bulan dan tujuh tahun.

Tingginya nilai BMI berkaitan dengan risiko 35 persen lebih rendah mengalami kematian. Namun, memiliki lingkar pinggang yang besar ditambah tingginya nilai  BMI membuat risiko kematian melonjak hingga dua kali lipat.

Kenapa lemak di perut begitu jahat? Peneliti menjelaskan bahwa lemak perut adalah tanda dari lemak visceral atau lemak yang berkumpul di sekitar organ-organ di abdomen atau perut. Lemak-lemak inilah yang dapat memicu resistensi insulin dan meningkatnya jumlah kolesterol jahat selain juga dapat merangsang peradangan.

"Faktor genetik memainkan peran sangat kuat dalam menentukan apakah seseorang dapat menimbun lemak pada sekitar pinggang," kata Després. Ia memperkirakan, sekitar 30 persen populasi cenderung menimbun lemak pada tempat yang tidak diiinginkan tersebut.

Sumber: http://health.kompas.com/

Penelitian AIDS Masuki Tahap Lanjut

Sekelompok peneliti di Brigham Young University (BYU) Amerika Serikat sedang mencoba menyingkap lebih jauh misteri seputar virus HIV penyebab penyakit AIDS.  Mereka saat ini tengah melakukan tiga rangkaian penelitian terhadap kasus khusus yang terjadi pada sepasang bayi kembar.

Dua bayi laki-laki kembar identik ini dinyatakan positif HIV setelah menerima transfusi darah beberapa tahun lalu. Vaksin yang diberikan kepada mereka juga gagal.

Tetapi, sekarang ini salah satu dari mereka ternyata dapat hidup dengan relatif normal, memiliki sistem kekebalan tubuh serta kesehatan yang baik. Sementara satu bayi lain mengalami tumbuh-kembang lebih lambat dan mengalami beberapa kali komplikasi.

Keith Crandall dari Departemen Biologi BYU menjelaskan, perbedaan mencolok dari kondisi bayi kembar tersebut menjadi dasar dari penelitian awal. Para ahli ingin memastikan bagaimana virus HIV dapat berubah di tubuh kedua bayi tersebut. 

Ada dua teori yang berkompetisi dalam riset ini. Salah satu kemungkinan adalah pengaruh seleksi alam, sedangkan teori lainnya adalah adanya peran genetik secara acak yang membuat hasil penelitian tidak dapat diprediksi.

Penelitian kedua difokuskan kepada soal vaksinasi HIV yang seringkali tidak berfungsi. Crandall mengatakan mereka mengharapkan sampel-sampel dari kasus akan membantu dalam menemukan bagaimana virus berubah, berkembang menjadi lebih kuat. 

"Saya pikir pemerhati HIV masih terbagi pada kondisi bagaimana pengobatan pasien terinfeksi HIV. Perlu disadari kita membutuhkan rancangan vaksin yang lebih baik atau lebih unggul pula," ujar Crandall.

Penelitian ketiga dipimpin Greg Burton, Kepala Departemen Kimia dan Biokimia BYU dan Xueyuan Zho, pelajar di Departemen Ilmu Kesehatan University of Colorado. 

Hasil awal penelitian mengemuka, bahwa ada protein yang alamiah terbentuk untuk memberi proteksi pencegahan virus HIV memperbanyak diri. Meskipun begitu, mereka masih harus menjelaskan bagaimana protein itu bekerja. 

"Esensi penelitian adalah bagaimana kita selangkah lebih maju dari riset-riset sebelumnya. Efek penelitian masih belum diketahui, tapi kami mau menunjukkan mekanismenya," terang Burton.

Sumber: http://health.kompas.com/

4 Cara Efektif Hindari Sakit Jantung

Sakit jantung adalah pembunuh paling sadis. Setiap tahun, puluhan juta orang di dunia meninggal akibat penyakit ini dan ada jutaan orang yang divonis sebagai pengidap baru. Sayangnya, sebagian besar masyarakat belum tahu bahwa sakit jantung sebenarnya dapat dicegah melalui cara alami dan pengaturan pola makan.
Perubahan dalam diet dapat menekan risiko mengalami serangan jantung hingga 81 persen.
 
 
Para ahli dari Eropa yang tergabung dalam European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) beberapa tahun terakhir ini melakukan studi mengenai pola dan asupan nutrisi di 10 negara Eropa. Riset ini juga menyusun cara atau strategi dalam menekan risiko mengidap penyakit pembuluh darah dan jantung.
Menurut peneliti dan pakar diet penulis Your Healthy Weight Loss Plan, John Phillip, hasil berbagai riset menunjukkan bahwa penyakit jantung dapat terbentuk sejak awal hidup seseorang dan kemudian berkembang menjadi ancaman mematikan saat mereka beranjak dewasa. Kabar baiknya adalah risiko penyakit jantung dapat dikendalikan dan dihindari dengan membuat perubahan sederhana pada gaya hidup dan diet seseorang.

Riset EPIC yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine  menunjukkan bahwa perubahan dalam diet dapat menekan risiko mengalami serangan jantung hingga 81 persen. Melalui pengaturan diet yang tepat, risiko inflamasi dapat diturunkan dan tekanan darah menjadi terkendali.

Para ahli menekankan empat faktor penting yang dapat dilakukan seseorang untuk dapat menghindari risiko mengidap penyakit jantung:

1. Kurangi makanan mengandung karbohidrat olahan, gula, dan padi-padian.
Makanan olahan kini telah menjadi menu pokok setiap hari. Padahal, makanan ini mengandung karbohidrat sederhana yang mudah sekali diproses menjadi glukosa dan menyebabkan gula darah meningkat dalam waktu singkat. Inilah yang menjadi pemicu terjadinya resistensi insulin dan menyebabkan penebalan dalam lapisan endothelial  pembuluh koroner. Disarankan untuk secara bertahap mengurangi makanan dari jenis roti, pasta, nasi, makanan bergula, dan semua makanan yang berbahan gandum atau jagung.

2. Batasi minyak nabati Omega-6.
Minyak nabati atau vegetable oil relatif stabil pada suhu ruang dan biasa digunakan  dalam hampir seluruh proses pemanggangan dan pengolahan makanan untuk menambah aroma dan membuat lebih awet. Menurut para ahli, mengonsumsi minyak nabati secara berlebihan juga dapat memicu pelepasan zat kimia yang meningkatkan stres oksidatif dan memicu kerusakan pada sistem pembuluh darah. Sebaiknya hindari penggunaan minyak nabati untuk memasak dan batasilah menyantap makanan yang digoreng.

3. Jangan lupakan asam lemak Omega-3
Pola makan modern hampir tidak pernah memasukkan makanan sehat yang mengandung asam lemak Omega-3, yang sebenarnya pernah menjadi bagian dari diet manusia selama berabad-abad. Menurut para ahli, rasio yang ideal antara kandungan asam lemak Omega-6 dan Omega-3 dalam menu makanan 1:1.
Para ahli juga setuju bahwa kebanyakan orang di Eropa saat ini mengasup makanan dengan rasio 20:1. Alhasil, fenomena ini menimbulkan ketidakseimbangan dan memicu inflamasi yang bersifat sistemik. Saran dari para ahli, masukkan jenis-jenis ikan, seperti tuna, salmon, dan sarden, kacang-kacangan, dan biji-bijian untuk menyeimbangkan rasio asupan lemak Anda atau dengan cara mengonsumsi suplemen minyak ikan.

4. Hindari stres oksidatif
Akitivitas normal tubuh seperti bernapas, makan, dan bergerak dapat menghasilkan radikal bebas yang merusak struktur genetik dan menyebabkan kolesterol buruk (LDL) teroksidasi. Kita tidak dapat mencegah proses ini sepenuhnya. Akan tetapi, kita dapat meredamnya dengan cara mengonsumsi sayuran segar, buah-buahan dari jenis beri, dan suplemen tertentu untuk menekan dampak radikal bebas pada kesehatan jantung dan organ lainnya.

Sumber: http://health.kompas.com/

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons